Label

Selasa, 06 November 2012

Intermeso #6 : Saya rindu

Saya rindu setiap ijin ijin yang kami buat untuk belajar
saya rindu setiap tunduk tunduk takut mereka mencoba
saya rindu setiap jeda saat kami tak paham dengan gurauan yang berbeda
saya rindu setiap jarak yang kami tempuh untuk balai desa
saya rindu setiap adu adu argumen soal siapa yang harus mencuci sisa makan bersama
saya rindu setiap lirik lagu "if i die tommorow" ala spirit carison
saya rindu setiap parapan parapan bangsat model anak gendruo, adul, dan, bopak yang keluar dari mulut mulut suci kita
saya rindu setiap jalan jalan setapak dan jembatan kematian part 1 & 2 untuk menyambung hidup dan belajar
saya rindu setiap lelah lelah kami saat berladang, bermain pura-pura jadi tukang bikin plang, dan tukang angkut-angkut barang
saya rindu setiap donat-donat yang membatalkan ibadah puasa di jual di depan mess







 


saya rindu bertanya-tanya soal betapa beruntungnya kami mendapatkan semua ini saat saya sudah siap dengan seperangkat survival kit untuk bertahan dan ternyata
saya rindu setiap senja yang kami habiskan dengan belajar "bagaimana hayo caranya nulis huruf A?"
saya rindu pada setiap nama yang kadang salah eja
saya rindu pada nervis, paulus, avia, itok, juventus, karin, alekson, abimelek, silas, kak yuni, pak yustus, anton, sintabela, ibu bidan dan nama nama yang hanya kau dan aku yang ingat mereka
saya rindu jarak antara amban dan warmare yang kita lewati bersama
saya rindu jarak antara indisey dan SP4
saya rindu jarak jarak yang melewati pravi kampong dan jalan-jalan yang sepanjang jalan hanya terlihat sawit dan hati-hati dengan babi lewat sembarangan
saya rindu jarak antara pustu Indisey dan balai desa Snaimboy yang begitu luar biasa indah saat pungguk gunung menelan matahari dan bintang berpencar berserakan, aku terdiam karenanya
saya rindu jarak antara Amban dan satu satunya hiburan bernama supermarket Hadi dan karaoke di musim puasa di Swissbel hotel, melewati lekukan turunan yang hanya pelabuhan, laut, dan bintang saat malam tiba
saya rindu waktu waktu selo yang mengantar kami ke Mansinam beach yang subhanallah, putar-putar wisata kuliner pasca lebaran sambil ngutilin minuman kaleng, dan bioskop mini di kamar yang sumpah horor.
saya rindu ingin kembali ke sana, ke tempat bernama Indisey, Snaimboy, Manokwari utara, Mansinam, Pravi, deretan SP yang sumpah berasa Jawa, Madrad, Dindey, Subsay, Amban, dan kesemuanya ada di kota kecil bernama Manokwari, Papua Barat.

saya ingin kembali ke sana 
dan masihkah kalian ingat saya?

:')


Tidak ada komentar:

Posting Komentar