Label

Rabu, 19 Desember 2012

Curus #7: hadiah apa Tuhan?

hadiah apa Tuhan yang hari ini akan kau berikan pada hamba?

Sepertinya bukan lagi secarik kertas bernama uang. Bukan juga baju, telepon genggam, mobil, atau rumah lima milyar. Baiklah biarkan saya berspekulasi, sepertinya masih sama seperti yang dulu, seperti beberapa tahun terakhir saat aku menyadari kemanusiaanku.

Terimakasih Tuhan kalau Kau dan semesta-Mu mengirimkan hadiah itu tepat saat angka 0 mengalami kembar empat. Sabar.

Terimakasih untuk Sabar yang kau kirim entah lewat apa. Hal yang memabantuku melawan mati rasa yang sedikit demi sedikit menggeorogoti hati dan semangatku. Saya sedikit terselamatkan.

:')

Rabu, 07 November 2012

Intermeso #7 : SAYA PUNYA PONAKAN! :D

Jadi ceritanya beberapa hari yang lalu ane mampir gitu ke tempet sodara. Niatnya nggak pengen lama-lama, cuma ambil undangan acara doang njuk bali. Males bro! 
Eh tapi makjegagik ternyata ponakan ane ada di TKP, dan ternyata oh ternyata doi udah gede gitu. Padahal seingetku terakir liat doi masih ndak bisa ngapa-ngapain di keranjang sampah, eh maksudnya kerangjang bayi -njuk aku ngilang pirang taun? o_o-
Saking kikuknya ane nggak tau mau kenalan pake panggilan siapa. Kalok mbak kok ya bukan, mosok yo tante -____-! Tapi paling wow pasti dia ngeluarin semua mainannya! Wow banget lah sumpah, di jamanku nggak ada soalnya. Orangnya lucu banget, baru umur empat taun tapi cerewet. Anak sekarang pinter-pinter pada dikasih makan apaan sih? Internet? ooooooo pantes!




Selasa, 06 November 2012

Intermeso #6 : Saya rindu

Saya rindu setiap ijin ijin yang kami buat untuk belajar
saya rindu setiap tunduk tunduk takut mereka mencoba
saya rindu setiap jeda saat kami tak paham dengan gurauan yang berbeda
saya rindu setiap jarak yang kami tempuh untuk balai desa
saya rindu setiap adu adu argumen soal siapa yang harus mencuci sisa makan bersama
saya rindu setiap lirik lagu "if i die tommorow" ala spirit carison
saya rindu setiap parapan parapan bangsat model anak gendruo, adul, dan, bopak yang keluar dari mulut mulut suci kita
saya rindu setiap jalan jalan setapak dan jembatan kematian part 1 & 2 untuk menyambung hidup dan belajar
saya rindu setiap lelah lelah kami saat berladang, bermain pura-pura jadi tukang bikin plang, dan tukang angkut-angkut barang
saya rindu setiap donat-donat yang membatalkan ibadah puasa di jual di depan mess







 

Senin, 29 Oktober 2012

CURUS (Curhat Nggerus) #6 : Muak!

kalian boleh katakan ini proses pengukuhan posisi, agar eksistensi yang serupa dengan manusia-manusia di paragraf singkat ini tidak luntur dan hilang digerus presepsi komunal. Bebas!

Proses yang berawal dari  puluhan lawakan yang dalam hitungan tahun membuatnya semakin tidak sedap didengarkan. Karena lawakan soal lemak berlebih dan proses tumbuh yang "tidak ke atas" -kata iklan produk susu-, atau karena alat-alat komunikasi yang tidak layar sentuh dan ber-messanger, tidak ber-barcode dan tanpa akses kamera unyu~, atau malah karena tidak berseragamkan dengan balutan kain ala trend tahun ke tahun yang terus berubah ketetapan kurikulumnya, telah berubah sedikit demi sedikit menjadi monster mengerikan bernama dogma ajaran baru, modernitas. Tentu saya tau saya tidak pantas untuk melakukan klaim atas "saya yang paling berbeda", tapi bukankah kita memang individu-individu yang berbeda? Tidak ada satupun individu yang lahir di dunia ini dilahirkan sama persis, karena semesta mampu menciptakan probabilitas tinggi dan memiliki miliyaran komposisi atas tangan, tubuh, dan kaki. Jadi apa hakmu melakukan klaim bahwa aku tidak cantik?


Persetan dengan istilah cantik, istilah gaul, istilah keren, atau apalah itu. Saya toh tidak lagi tertarik dengan sematan label-label macam itu, yang keputusannya ditentukan oleh pengendali otoritas. Orang-orang yang merasa punya hak untuk menjadi pengambil keputusan karena jumawa atas kepemilikan otoritasnya, hey ini bukan soal kuantitas.


Persetan dengan tawaran-tawaranmu soal gincu dan bedak yang membuatku lebih layak untuk dijual, persetan dengan aturan-aturan bahwa feminitas adalah harga mati untuk perempuan, persetan dengan ajakanmu untuk berlayar genggamkan alat yang bahkan punya kesempatan untuk membodohiku, persetan dengan paksaanmu untuk mengikutimu, menjadikanku kamu, dan proses penyeragamanmu dengan anak-anak didikmu. Aku dan kamu dan mereka semua berbeda. Bisakah kamu menghargai itu?


lakum dinukum waliyadin! halah!

Kamis, 04 Oktober 2012

CURUS (Curhat Nggerus) #5 : Yang Tak Bergerak Itu Tak Khianat

yang tak bergerak dan  bernafas itu tak khianat

Seperti kata teman saya yang dulu hobinya tengah malem duduk sendiri di lapangan deket rumah sambil nenggak lawaran, "mending sendiri ditemenin botol, dia nggak mintak kompromi". Apapun yang bergerak, bernafas, dan hidup itu bisa jadi bangsat soalnya, tak terkecuali saya juga. Jadi ada benarnya, mengeluh pada dinding yang katanya punya telinga itu.

Mungkin sekilas kelihatannya naas karena hilang kepercayaannya pada manusia-manusia lain. Tapi gimana ya, yang tak bergerak, tidak bernafas, bahkan tidak berpikir tidak akan berperasaan, berasumsi, atau berprasangka. Mereka tidak meminta timbal balik, atau memutarbalik, atau berdiplomasi, atau apalah itu yang bikin repot. Cocok untuk yang telinganya sensitif, yang kecil hati, atau yang ingin belajar berkomunikasi dengan diri sendiri.


Kalau saya ya, daripada berhadapan dengan televisi lebih baik berhadapan dengan dinding yang jelas di mana-mana ada.

salam olahraga!

Rabu, 26 September 2012

Curus #4 : Kalau Setiap Petani Dipaksa Jadi Pegawai

Biasanya orang yang Kuliah Kerja Nyata ke apa yang banyak orang sebut sebagai pedesaan suka sekali memotivasi penduduk lokal untuk maju. Ya, biar bisa makan enak, bisa sekolah di mana aja, bisa jadi orang kaya, mau ke mana aja bisa, ya pokoknya biar kehidupannya bisa lebih baik gitu, ceritanya. Mulia sekali sih sebenernya, tendensinya mungkin sederhana, supaya kita sama-sama tumbuh jadi masyarakat yang bisa diajak berpikir luas. Bahasanya agak gaya sedikit, tapi bagus kan? Menurut saya itu bagus sih, setidaknya beberapa remaja tidak lagi hanya sibuk berkutat di antara cara bersolek dan makan mewah.
 

Tapi kemudian saat tiba-tiba ada ketidaksengajaan yang membuat kita akhirnya harus mundur lagi ke belakang dan berpikir ulang, maksudnya "maju" yang bagaimana nih? Jadi orang-orang ini hendak dimasukkan pada presepsi "maju" yang seperti apa? Apa kita lantas menyamakan konsep mereka tentang "hidup lebih baik" ala kita yang sudah terbiasa dengan duapuluh delapan jam bersenggama dengan layar toshiba? atau asus? atau sony? Jadi apakah kita harus mendogmakan ajaran tentang hidup lebih baik di era globalisasi yang sudah maju ini pada mereka yang kita anggap "tertinggal"? Lalu yang mana dulu yang harus kita jejalkan di otak-otak itu? Pendidikan formal? Fasilitas layar-layar genggam yang efisien? Sekelompok keyakinan bernama agama? Atau sepotong gaya hidup bernama style? Karena toh kenyataannya mereka hidup baik-baik saja dalam damai, at least, ya mereka hidup dalam kecukupan gitu.



Selasa, 18 September 2012

Intermeso #6 : Selamat Datang Imajinasi



Beberapa tahun terakhir saya jadi suka sekali denger lagu yang -saya lebih suka menyebutnya dengan- ngawang awang. Terutama beberapa lagu yang full instrument -tanpa vokal. Pernah nggak sih kalian cuma rebahan aja atau duduk sambil memejamkan mata terus denger beberapa lagu dari playlist dan berimajinasi? Saya hampir setiap hari ngelakuin itu sebelum tidur malam. Beberapa lagu seperti memaksa saya untuk berimajinasi lebih, membayangkan visualiasi yang tepat untuk audio yang seperti ini itu, dan itu menyenangkan.

Mungkin anda ingin mencobanya?

1. Jonsi - Animal Arithmetic
 



Kamis, 13 September 2012

Intermeso #5 : He jomblo selamat ye!

Ada yang bilang hidup itu kayak roda, berputar terus katanya. Yang di atas bisa turun ke bawah yang di kepala bisa turun ke kaki, kaki ke kepala, lalalalala, halah.

Trend juga, dulu celana panjang warna warni ala 80-an sempet naik lagi taun 2007-an. Kripik kentang super pedes yang biasanya ane beli maratus perak di kelontong juga jadi idola remaja masa kini. Padahal, harganya ya masyuuuuuuk, limabelas ribu udah paling murah cin. Terus, hape merek minuman serbuk juga jadi korban budak jaman, ouch. Saya taunya itu dulu salah satu rasa minuman buah Marimas, blackberry.... Maapin ane yang udig ini. Dan setelah kue pelangi yang unyu mampus sama roti warna merah bata itu jadi tolok ukur seberapa gaul kamu, sekarang status Jomblo kamu jadi incaran banyak anak gaul -prek.

Senin, 10 September 2012

Holiday in Hell!



WHOOPLAAAAAAAA!
blog ini hampir masuk liang kubur karena ulah saya yang digerogoti malas!
payah!

Sedikit berbagi saja soal liburan saya yang berlalu Januari awal tahun ini. Jadi waktu itu entah kesambet apa orang tua saya ngajakin sekeluarga liburan ke Bali. Emang jatah kantor gitu sih ceritanya. Kali pertama saya liburan agak jauh bersama keluarga, minus one tapi, saudara tua sok sibuk sama kegiatannya, ceritanya.