Label

Senin, 15 Juli 2013

Vakansi #1 : Yogyakarta Handmade Zine Fair, Rawk!

Minggu, 14 Juli lalu saya pikir  mampir sebentar ke area jalan Taman Siswa bisa jadi sore yang menarik. Sembari menunggu tenggat puasa menuju buka, saya dan dua rekan akhirnya sampai di Kedai Belakang untuk acara Jogja Handmade Zine Fair. Acaranya berlangsung dua hari, di mulai dari Sabtu dan berakhir di Minggu.

Saat  menginjakkan kaki di kamar yang tak begitu luas antara 3x6 meter atau mungkin sedikit lebih luas dari itu, langsung dapat terlihat tatanan hitam putih berbagai zine dengan proyeksi video dan audio yang menggema di seantero ruang pameran. Di bagian timur telah disemati hiasan sederhana dengan lakban putih bertulis nama acara dan berbagai zine lipat yang dijepit gantung layaknya foto yang sedang dijemur. Saya sebagai pengunjung diberi ruang untuk membaca berbagai zine D.I.Y dengan berbagai konten dan asal. Hemat saya sih, ini acara yang sederhana dengan tatanan sederhana tapi cukup membuat sore di edisi bulan Ramadhan saya jadi tidak membosankan. Yep!

Sebenarnya ada juga workshop membuat zine-mu sendiri sore itu, tapi sayang saya harus angkat kaki karena wajib militer di rumah sendiri. Tak apa, ini acara yang menarik dan memberi banyak inspirasi. Di halaman kedai juga bertata beberapa  penjaja merchandise dan zine dari berbagai komunitas. Saya pikir sudah seharusnya pemuda seperti ini kreatif dan menyenangkan. Berpikir soal bagaimana menjadi sarjana yang baik dan calon buruh yang teladan itu kadang jadi proyek penting, tapi jadi individu yang menyenangkan rasanya bisa jadi opsi yang lebih menggiurkan. Yahoooo~

No pix = hoax katanya, jadi sisanya biar foto yang bercerita.


ini nih temen ane, namanya Aura, cantik ye dari belakang :)

Sabtu, 15 Juni 2013

Curus #10 : Udah! Pokoknya Saya Pengen Jadi Bocah Sampai Besok-Besok!

dari mana ya? sebentar, saya tidak pintar melakukannya dengan sistematis...
---------------------

oya, akhir-akhir ini saya jadi sering ingat soal "kata orang" yang sifatnya "katanya-katanya",

Segelintir orang percaya pada jargon "menua itu pasti, dewasa itu pilihan", atau "i don't wanna grow up". Bisa jadi, itu sebagai penolakan pada problem yang kerap ditemui kaum yang sering kita labeli sebagai "dewasa". Padahal kita sendiri belum selesai dengan perintah "dewasalah" yang deskripsinya masih abstrak, tidak jelas. Kadang orang akan mencibir "udah besar kok masih liat kartun, dewasalah!" Kalau egois saya sih, apa hubungannnya dewasa dengan kartun, kamu mengigau ya?

Jumat, 07 Juni 2013

Curus #9 : Ceritanya surat buat Tuhan tapi dikirim via internet

kepada Penguasa Alam Semesta,

Semoga saya tidak menjadi ibu dari anak-anak yang hidup dengan dendam karena kekerasan masa lalunya,


semoga saya tidak menjadi ibu dari anak-anak yang tertekan oleh paksaan mimpi mimpi orang tuanya,


semoga saya tidak menjadi ibu dari anak-anak yang didustai perasaan yang sering kita sebut sebagai cinta,


semoga saya tidak menjadi ibu dari anak-anak yang lepas dari doktrin "hidupmu tanggung jawabmu,jangan berikan pada orang lain!",


semoga saya tidak menjadi ibu dari anak-anak yang kesepian karena dalih cari harta banyak supaya bisa makan enak,


semoga saya tidak menjadi ibu dari anak-anak yang kecewa karena orang tuanya tidak tahu mana hal yang membunuhnya dan menghidupinya,


semoga saya tidak menjadi ibu dari anak-anak yang tidak mengenal tubuh, ruh, dan yang menciptakannya,


semoga saya tidak menjadi ibu dari anak-anak yang tidak mau melihat, mendengar, bicara, dan belajar,


semoga saya tidak menjadi ibu dari anak-anak yang lupa cara memanusiakan manusia,

dengan segala kebesaran dan kemurahan-Mu semoga banyakkan ibu-ibu dari calon generasi yang kuat dan penuh berkah.
Amin.

Salam olahraga!

Kamis, 04 April 2013

Intermeso #8 : akhirnya liat Melancholic b1tch lagi


 - semua tempat berpagar bisa berubah jadi negara, lamun terbaik adalah lamun yang kedap tentara..

ya sejujurnya saya adalah perempuan duapuluh satu tahun yang tertarik dengan grup band asal Jogjakarta bernama Melancholic Bitch. Sebagai seorang remaja tanggung ya saya terlalu berkeinginan untuk menulis rasa suka saya yang egois ini. Dibilang mengidolakan sih mungkin ya mungkin biasa saja, tapi ya yang jelas saya selalu berusaha melihat performa mereka yang cukup jarang di jogja dan ya menerikkan lagu-lagu yang mereka mainkan dengan sangat bersemangat. Kalau sudah begitu saya harusnya sudah sah jadi remaja groupis masa kini.

Jangan tanyakan musiknya, karena untuk telinga mereka yang cocok mereka sangat menyenangkan. Percuma juga saya bicara soal musik toh saya bukan Ahmad Dhani atau juri kompetisi musik yang sudah katam diskografi musik seantero dunia. Jadi anda yang kebeteluan tersesat di tulisan saya ini monggo bisa cek musik mereka di sini.


Rabu, 13 Februari 2013

Curus #8 : LEBAM

Kesalahanku adalah pesan pesan penting ini tidak pernah kami suarakan dengan baik...

Mulut-mulut kami selalu tersumbat abu, abu sumpah untuk terus bersitegang dengan satu sama lain, terutama mulutku. Ego-ego kami jarang kendur, terutama egoku. Aku kerap manis dan bersahabat di lima menit pertama diskusi dengannya, selebihnya perang, gontok-gontokan, dan pecah!


Kesalahanku adalah selalu lupa bagaimana menerapkan ilmu negosiasi dan rekonsiliasi padanya...


Maaf-maafku selalu menguap tak berbekas dan hati-hati kami hancur bersamaan. Aku dan dia mungkin sama-sama kehabisan akal dan sabar. Aku dan dia mungkin sama-sama pasrah. Ingatanku tak pernah memberitahuku di mana jalan keluar.


Kesalahanku adalah membiarkan air-air ini terhenti di kantong mata, menahannya seolah semua baik-baik saja...


Lelah-lelah kami menampilkan potret hidup kami yang sepertinya bahagia. Tapi, luka-luka kami membekas entah kapan hilang.